12 Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba : a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol. b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya. c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter. d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang. e. Bukatali pengikat kantong dan masukkan air laut secara perlahan-lahan, sedikit demi sedikit kedalam kantong sampai suhu air dalam kantong mendekati suhu air di karamba. Miringkan mulut kantong, biarkan benih ikan keluar dengan sendirinya. Setelah suhu dalam kantong sama dengan suhu air laut, benih juga bisa dituang dalam keranjang. Sebabperubahan warna air sungai membuat banyak ikan-ikan di keramba mati. Hal inilah yang sedang dialami pria 46 tahun yang disapa Kusnuri selaku pemilik keramba di Kecamatan Loa Kulu ketika di datangi Rabu (9/6/2021). Pemilik 60 keramba ini menuturkan, kondisi air sungai memerah memang sudah sekitar seminggu lalu, pada Planktonjuga menjadi makanan bagi ikan-ikan kecil yang terdapat pada budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) yang ada Di Danau Toba, salah satu lokasi yang menjadi KJA berada di Parapat Kabupaten Simalungun (Mujiyanto dkk, 2011). Yang menjadi permasalahan pada pengabdian ini adalah masyarakat kurang paham mengenai yangdigunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 - 5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap. Keramba Jaring Apung (KJA) Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh Titianbambu dipasang di atas drum dan tujuh buah bambu dipaku dengan kaso. Kerangka unti jaring ditarik ke tempat terpilih. Penarikan kerangka biasanya menggunakan kapal. Jangkar semen (besar) dipasang. Caranya, jangkar diikat dengan tambang berukuran diameter 4 mm, kemudian jangkar diletakkan di dasar perairan agar untik jaring tidak hanyut. Budidayaikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Budidaya ikan mas ikan mas (cyprinus carpio) didatangkan ke indonesia dari eropa dan tiongkok. Perlu rencana dan persiapan yang matang agar tidak menanggung resiko di kemudian hari. 1jcLa. Baihaki, seorang pembudidaya ikan dalam keramba di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin. Foto Donny Muslim/ apung ikan berjajar di tepi aliran Sungai Martapura, Kelurahan Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur. Ditopang tong besar berbahan plastik, setiap keramba dilengkapi bak berukuran 3x3 meter dengan balutan atas titian ulin yang tersambung area keramba, sosok Baihaki 53 telaten menabur makan ikan-ikan berjenis Bawal ketika mendatanginya, Sabtu 29/6/2019 sore. Di tangan kanannya, segenggam pakan ikan dari usus ayam dicampur nasi siap ditabur ke dalam paruh baya ini satu dari puluhan penggiat budidaya ikan metode keramba jaring apung di Kelurahan Benua Anyar. Sejak puluhan tahun, daerah ini dikenal sebagai sentra pengembangan tambak ikan sungai di Kota Banjarmasin."Ulun sudah hampir tiga tahun di sini. Dulunya cuma nelayan biasa, tapi melihat yang lain ramai bikin keramba, akhirnya ikut-ikutan juga. Karena rumahku persis di pinggir sungai juga," kata dia kepada di sela ia memberi makan keramba ikan sederhana yang dikelolanya, Baihaki hanya membudidayakan ikan Bawal. Meski demikian, ia merasa budidaya satu jenis ikan saja sudah menguntungkan. Satu bak, bisa diisi sampai ekor. "Aku pasang empat bak. Bisa sampai tiga sampai empat ribu ekor kalau panennya. Satu ekor bawal itu dijual 18 ribu biasanya, bisa dihitung berapa hasilnya," ujar Baihaki. Ia menaburi pakan ikan dengan campuran tempe dan parutan Baihaki tak perlu mengeluarkan modal boros. Sesekali ia juga memberi makan ternaknya dengan usus ayam sebagai asupan bawal hasil budidaya keramba jaring apung di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin. Foto Donny Muslim/ sengaja membudidayakan Bawal karena ikan ini cenderung mudah ketimbang ikan-ikan jenis lain seperti Lele, Patin dan Nila. Sebab, masa panen Bawal mencapai tiga sampai empat kali dalam satu tahun. Adapun sekali panen, ia sanggup mendulang 60 kilogram per melego satu ekor Bawal seharga Rp 18 ribu. "Jadi bisa saja menghidupi keluarga. Aku biasanya memasarkan ke pasar-pasar sentral kayak Pasar Hanyar Sentra Antasari. Bisa juga ada yang datang ke sini langsung," cerita dia, budidaya ikan di Sungai Martapura bukan tanpa ancaman. Ia mengkawatirkan kondisi air sungai yang tiba-tiba berubah menjadi asin dan asam. Apalagi kala musim kemarau tiba. Selain kondisi alam, ancaman juga datang dari keusilan orang-orang yang tidak bertanggung mengaku, jaring-jaring yang ada di keramba sering diputus. Walhasil, ikan-ikan menghilang begitu saja. "Aku kurang tahu juga siapa yang bikin ulah itu. Kalau merawatnya asal-asalan bisa banyak yang mati dan hilang. Khususnya ikan Nila dan Patin yang perlu dirawat benar-benar dan harganya mahal. Makanya aku menghindari, pilih ikan Bawal saja," pembudidaya ikan dalam keramba jaring apung di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin pada Sabtu 29 Juni 2019. Foto Donny Muslim/ Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP menyegel Keramba Jaring Apung KJA milik PT. CTS di wilayah Jembatan Enam, Batam, Kepulauan Riau pada Jumat 9/6. Penyegelan tersebut dilakukan lantaran KJA seluas 2 hektare tersebut beroperasi tanpa dilengkapi perizinan sesuai Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PSDKP, Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin menyampaikan bahwa penyegelan tersebut merupakan langkah tegas KKP dalam menertibkan perizinan berusaha di subsektor perikanan budidaya."Pelanggaran yang terjadi pada tambak budidaya ikan Kerapu dan Kakap yang dikelola Perusahaan Penanaman Modal Asing PMA ini adalah tidak dilengkapi dokumen PKKPRL dan belum menerapkan CBIB. Oleh sebab itu, kita laksanakan penghentian sementara kegiatan operasionalnya", tegas Adin dalam keterangan tertulis, Sabtu 10/6/2023. Adin juga menegaskan bahwa penyegelan ini sebagai langkah preventif menghindari potensi kerusakan ruang laut yang lebih besar, akibat praktik budidaya yang tidak sesuai ketentuan."Ini sifatnya tindakan preventif, kegiatan pemanfaatan ruang laut yang tanpa dilengkapi dengan PKKPRL dan CBIB tentu memiliki potensi menyebabkan kerusakan ruang laut", ujar lanjut, Adin menyampaikan bahwa pihaknya menginstruksikan PT. CTS untuk segera mengurus dokumen PKKPRL dan CBIB. Adin mengingatkan akan memberikan sanksi yang lebih tegas apabila hal tersebut tidak KJA ini menjadi langkah berkelanjutan KKP dalam menertibkan usaha budidaya ikan tidak sesuai ketentuan. Sebelumnya, KKP juga telah menyegel tambak budidaya ikan yang tidak memiliki Dokumen PKKPRL di Batam pada beberapa waktu ini semakin mempertegas komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melakukan penataan pemanfaatan ruang laut sebagaimana arahan Menteri Sakti Wahyu trenggono. hns/hns Home > Inpicture > Inpicture Ahad 08 Nov 2020 1645 WIB .. Rep Abdan Syakura/ Red Mohamad Amin Madani Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga membersihkan sampah di sekitar keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. Foto Abdan Syakura/Republika FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. Foto Abdan Syakura/Republika FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. Foto Abdan Syakura/Republika FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. FOTO ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA inline BANDUNG - Warga beraktivitas di atas keramba budi daya ikan di aliran Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung, Ahad 8/11. Sejumlah warga di kawasan bantaran Sungai Cikapundung tersebut berinisiatif membudidayakan ikan mas dan nila menggunakan keramba dari bambu sebagai pemanfaatan aliran sungai untuk menambah penghasilan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Budidaya Ikan dalam Keramba di Sungai Cikapundung Berita Lainnya Ada banyak jenis wadah budidaya yang dapat Anda pilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Salah satu jenis wadah budidaya ikan yang sering Anda temui adalah keramba. Wadah budidaya ini sering digunakan di perairan umum, seperti sungai, rawa, danau, atau waduk. Gambar 1. Keramba Keramba bisa digunakan untuk pendederan sampai pembesaran. Bahan yang digunakan untuk membuat keramba di antaranya bambu, kayu, atau besi tahan karat. Keramba biasanya dibuat berukuran 2 m × 1 m × 1 m. Jumlahnya sebanyak 40—50 unit dengan jarak bilah pada keramba sekitar 0,5—1 cm. Hal ini bertujuan mencegah benih yang sedang dibesarkan tidak keluar dari wadah dan mencegah sampah masuk ke keramba. Di sungai atau perairan lainnya, keramba ditambatkan pada patok kayu yang ditancapkan di dasar sungai atau tepian sungai dengan menggunakan tali tambang. Bagian atas keramba diberikan pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Pintu ini bermanfaat untuk keperluan operasional budidaya. Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan keramba, Anda perlu memperhitungkan terlebih dahulu kondisi sungai. Pasalnya, wadah ini dapat menghambat arus sungai, jebakan sedimentasi, dan tempat tersangkutnya sampah yang hanyut di sungai. Wadah ini tidak bisa digunakan pada perairan yang sudah tercemar dengan bahan-bahan berbahaya. Perairan tersebut dapat menyebabkan kematian pada ikan. Kematian tersebut tidak bisa dicegah atau diminimalisir. Ada tiga posisi keramba di dalam perairan, yakni mengapung di permukaan air, melayang di dalam perairan, dan menempel di dasar perairan. Wadah budidaya yang mengapung di permukaan air bisa digunakan untuk membudidayakan semua jenis ikan air tawar. Pembudidaya dapat memberikan pakan tambahan melalui pintu atau kisi-kisi keramba. Wadah ini dapat memudahkan pembudidaya untuk mengontrol ikan yang tengah dipelihara. Sementara itu, keramba yang melayang di dalam perairan tidak bisa digunakan untuk semua jenis ikan, hanya ikan yang tidak pernah mengambil napas langsung dari udara yang bisa menggunakannya. Salah satu jenis ikan yang cocok dengan wadah ini adalah ikan nila. Selama masa budidaya, ikan tidak perlu diberikan pakan tambahan. Oleh karena itu, Anda perlu memilih perairan yang subur dan kaya bahan makanan. Namun, wadah ini membuat pembudidaya tidak dapat memantau perkembangan ikan. Terakhir, keramba yang menempel di dasar perairan. Wadah ini hanya bisa digunakan untuk ikan tertentu seperti nila dan betutu. Wadah budidaya hanya diangkat pada waktu panen. Artikel Terkait Menelisik Buah-buahan yang Bagus untuk Penderita Diabetes Melitus Post Views 300

budidaya ikan keramba di sungai